29-April-2009
Proses produksi batik tulis, cap, dan printing sangatlah berbeda.
Proses Batik Tulis
Adapun langkah-langkah dalam proses produksi batik tulis dijabarkan sebagai berikut :
Memeriksa kain mentah (cambric) yang masih dalam
gulungan. Kain mentah itu lalu dipotong sesuai ukuran yang
direncanakan. Setelah dipotong, kemudian kain direndam dalam air selama 5
hari agar tidak ada pengerutan. Setelah direndam, dimasukkan didalam
air mendidih yang telah diberi obat pemutih agar kain menjadi lebih
putih dan kanji dapat melekat untuk memudahkan proses pembatikan.
Kemudian kain dijemur dan dilipat Setelah dipotong, kemudian kain
direndam dalam air selama 5 hari agar tidak ada pengerutan.
Setelah direndam, dimasukkan didalam air mendidih yang telah diberi
obat pemutih agar kain menjadi lebih putih dan kanji dapat melekat untuk
memudahkan proses pembatikan. Kemudian kain dijemur dan dilipat agar
menjadi lemas.Membuat pola batik terlebih dahulu pada kertas minyak,
setelah itu kain diletakan diatas kertas yang berpola tadi untuk
melakukan proses penyalinan ulang pola batik (pengeblatan).
Penulisan pada kain atau (Hand written) yaitu
penulisan dengan menggunakan canting dan alat perlengkapan lainnya.
Sebelum masuk dalam tahap keempat dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu.
Setelah itu dicat tembok dengan menggunakan malam, biasa disebut
lap-lapan, yaitu menutup tempat-tempat tertentu dengan malam sesuai
desainnya. Setelah kering dicolet dibeberapa tempat tertentu dengan
warna yang diinginkan. Kemudian dilorot, dengan cara memasukkannya
kedalam bak air panas agar malam lepas dari kain.
Hasil proses ini adaah produk setengah jadi. Setelah dilorot, diberi
isen-isen yaitu memberi pola pada bagian tertentu kemudian ditutup
dengan malam. Kain dimasukkan didalam bak kedua untuk diberi warna soga
(coklat) pada bagian pola baru. Terakhir, kain yang telah diberi soga
dilorot kembali, dicuci dan dikanji kemudian dijemur pada tempat yang
tidak langsung terkena sinar matahari. Setelah kering, kain dilipat dan
didiamkan selama satu malam agar kain menjadi lebih halus.
Dengan demikian proses pembatikan telah selesai.
Selanjutnya masuk tahap cap perusahaan dan packaging atau pembungkusan
rkan oleh perusahaan, sehingga memberikan warna yang berbeda dengan
batik lain.
Proses produksi batik cap
Adapun langkah- langkah dalam proses produksi batik cap dijabarkan sebagai berikut :
Proses Pembuatan Batik Cap Dalam pembuatan batik cap ada 3 jenis proses kegiatan, diantaranya:
Tahap permulaan adalah mendesain. Pada proses desain
ini, meliputi pemotongan kain dan pemberian pola untuk menentukan
bagian-bagian kain yang akan diberi cap (pemberian permukaan kain dengan
menggunakan malam/lilin). Sehingga pengrajin cap mengerti bagian-bagian
mana yang harus dicap dan sekaligus dengan motif cap apa.
Tahap batik adalah dimana kain mori yang sudah
didesain akan diberi motif batik, yang menggunakan teknologi cap.
Teknologi cap tersebut menggunakan peralatan wajan sebagai pemanas lilin
atau malam, stempel atau cap yang terbuat dari tembaga yang sudah
didesain motif tertentu sebagai pencetak motif pada kain mori putih.
Untuk memudahkan dalam pengecapan yang harus menyesuaikan desain maka
proses dapat dibantu dengan serak. Setelah melalui proses pembatikan
menggunakan cap, kain melalui proses pewarnaan yang menggunakan larutan
napthol, garam dan air. Dengan campuran tersebut kain dicelupkan dan
diratakan keseluruh bagian kain. Proses batik akan selesai setelah
proses pelorotan yang menggunakan air panas yang digunakan untuk meredam
kain hasil dari pewarnaan. Tujuan pelorotan untuk menghilangkan malam
atau lilin yang menempel pada kain.
Tahap finishing atau penyelesaian meliputi
pengeringan dengan cara penjemuran di luar ruangan, setelah kering kain
memasuki proses pelipatan sesuai produk (sprei, taplak meja, taplak
makan) semua menggunakan cara melipat yang berbeda-beda. Sebelum
memasuki packaging atau pembungkusan dilakukan pengemplongan,
pengemplongan untuk menggantikan proses seterika sehingga dapat
menghemat tenaga dan waktu untuk produk dalam jumlah yang banyak.
Terakhir melakukan pemberian tiket dan stampel pada produk sekaligus
dilakukan pembungkusan produk.
Proses Batik Printing
Batik printing merupakan suatu tindakan gebrakan dari produsen batik
untuk dapat memproduksi batik lebih cepat dan dapat memenuhi kebutuhan
pasar dengan tidak meninggalkan unsur motif batik tapi dapat
mengimbangi perilaku modernisasi. Jika dibagi berdasarkan proses
pembuatannya, terdapat 3 proses yang hampir sama dengan batik cap tapi
menggunakan teknologi yang berbeda. Tiga proses tersebut yaitu:
Proses desain meliputi desain motif pada kain monel
(kain dari plastik yang sebagai screen pada plangkan) menggunakan
bantuan kertas kalkir yang sudah dibuat pola gambar, langsung
ditempelkan pada kain monel kemudian dilapisi ulanox dan ditutup dengan
kertas lalu dijemur hingga kering, maka tintanya akan menempel pada
monel. Setelah itu monel disemprot menggunakan air , sehingga yang
terkena tinta akan berubah menjadi warna lebih putih dan tidak terlapisi
ulanox. Pada kondisi tersebut kain monel sudah siap untuk digunakan
untuk proses printing. Selain itu proses desain juga meliputi
pencampuran larutan pewarna yaitu : sodium bikarbonat, air, minyak tanah
(untuk mengontrol gerak larutan), sodium alginate atau manotex (sebagai
pengental), dan pewarna.
Proses batik juga meliputi beberapa kegiatan seperti,
kain putih dipasang pada rangkaian alat (padder atau rol dan curing
atau pemanas) untuk diberi warna dasar. Setelah keluar dari curing kain
telah mongering sehingga siap untuk proses pemberian motif batik. Pada
proses pemberian motif batik, dimulai dengan menggunakan plangkan untuk
warna muda terlebih dahulu kemudian plangkan warna tua agar tidak
terjadi flek-flek. Dengan selesainya pemberian motif batik, kain
dilanjutkan pada proses pengancingan warna menggunakan mesin steam
(uap). Pada akhir proses batik dialakukan proses pelorotan pada bak yang
besar yang disekat-sekat dilengkapi dengan rol-rol untuk menjalankan
kain. Bak tersebut berisi air dingin dan panas secara bergantian.
Pada prose finishing ini, melalui kegiatan kalender
yaitu istilah seterika pada batik printing, setelah itu dilakukan
memberi tiket dan pengecekan serta sekaligus dilakukan proses
packagingnya.
Batik Khas Solo

| Nama Motif |
: |
Sido Wirasat |
Daerah Asal |
: |
- |
Jenis Batik |
: |
- |
Dikenakan |
: |
Orang Tua temanten |
Makna |
: |
Orang tua memberi nasehat |
|

| Nama Motif |
: |
Parang Kusumo |
Daerah Asal |
: |
Surakarta |
Jenis Batik |
: |
Batik Keraton |
Dikenakan |
: |
Calon temanten putri (tukar cincin) |
Makna |
: |
Hati berbunga bunga |
|

| Nama Motif |
: |
Truntum |
Daerah Asal |
: |
Keraton Surakarta |
Jenis Batik |
: |
Batik Keraton |
Dikenakan |
: |
Orang tua temanten |
Makna |
: |
Orang tua memberi tuntunan |
|

| Nama Motif |
: |
Kawung |
Daerah Asal |
: |
Batik Keraton |
Jenis Batik |
: |
- |
Dikenakan |
: |
- |
Makna |
: |
- |
|

| Nama Motif |
: |
Sido Mulyo |
Daerah Asal |
: |
- |
Jenis Batik |
: |
Batik pengaruh keraton |
Dikenakan |
: |
Temanten putra dan putri |
Makna |
: |
Bahagia, rejeki melimpah |
|

| Nama Motif |
: |
Semen Rante |
Daerah Asal |
: |
- |
Jenis Batik |
: |
Batik Petani |
Dikenakan |
: |
Utusan |
Makna |
: |
Panah mengena dan diikat |
|

| Nama Motif |
: |
Wahyu temurun |
Daerah Asal |
: |
Surakarta |
Jenis Batik |
: |
Batik Keraton |
Dikenakan |
: |
- |
Makna |
: |
- |
|

| Nama Motif |
: |
Sido Mukti |
Daerah Asal |
: |
- |
Jenis Batik |
: |
Batik Petani |
Dikenakan |
: |
Temanten putra dan putri (saat resepsi/ penghargaan) |
Makna |
: |
Bahagia dan berkecukupan |
|

| Nama Motif |
: |
Sido Luhur |
Daerah Asal |
: |
- |
Jenis Batik |
: |
Batik Keraton |
Dikenakan |
: |
Temanten putri (malam pengantin) |
Makna |
: |
Dua jiwa menjadi satu |
|

| Nama Motif |
: |
Sido Asih |
Daerah Asal |
: |
- |
Jenis Batik |
: |
Batik Keraton |
Dikenakan |
: |
Temanten putri (malam penagntin) |
Makna |
: |
Dua jiwa menjadi satu |
|

| Nama Motif |
: |
Bondhet |
Daerah Asal |
: |
- |
Jenis Batik |
: |
Batik Keraton |
Dikenakan |
: |
Temanten putri (malam penagntin) |
Makna |
: |
Dua jiwa menjadi satu |
|

| Nama Motif |
: |
Sekar Jagad |
Daerah Asal |
: |
- |
Jenis Batik |
: |
Batik Petani |
Dikenakan |
: |
Orang tua temanten |
Makna |
: |
Hatinya gembira semarak |
|
Tips dan Trik Merawat Batik 29-April-2009
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam merawat batik agar warna dan corak
batik tetap terjaga, diantaranya adalah sebagai berikut :
Batik dengan bahan Sutra
Cara pencucian batik berbahan sutra jangan
menggunakan mesin cuci, sebaiknya mencucinya dengan menggunakan tangan.
Kalaupun ingin di Laundry sebaiknya menggunkan dry cleaning. Bila
pencucian batik dengan menggunakan tangan sebaiknya jangan terlalu keras
atau banyak dikucek. Penggunaan deterjen yang terlalu banyak akan
merusak warna batik, jadi sebaiknya menggunakan deterjen khusus untuk
bahan sutra atau untuk hasil lebih maksimal dapat meggunakan Lerak (
pencuci batik ). Pada saat menjemur batik sebaiknya hindari sorotan
sinar matahari langsung. Jemur ditempat yang sejuk atau teduk.
Batik dengan bahan Cotton
Cara pencucian batik berbahan cotton cukup dicelupkan atau direndam saja, jangan terlalu banyak dikucek.
Untuk hasil maksimal, waktu pencucian jangan terlalu banyak deterjen
atau sebaiknya menggunakan sabun khusus batik ( Lerak ). Pada saat
menjemur batik sebaiknya hindari sorotan sinar matahari langsung, Jemur
ditempat yang sejuk atau teduh.
Gambaran Umum
Penyimpanan batik Lama atau Tua biasanya kain panjang
( jarik ) kuno cara pelipatan juga harus diperhatikan, jangan terlalu
lama dilipat disimpan dalam lipatan yang sama. Jika disimpan dalam
almari jangan terlalu lama, sebaiknya dalam jangka waktu tertentu ( 1
bulan sekali ) diangin-anginkan. Pencucian batik sebaiknya menggunakan
sabun pencuci batik tradisional yaitu Lerak, bisa juga menggunakan Lerak
yang masih dalam bentuk cair atau yang masih dalam bentuk buah bijian
dan sebaiknya menggunakan air suam-suam kuku. Pada saat penjemuran batik
sebaiknya diangin-anginkan saja ditempat yang sejuk dan teduk, dan
jangan sampai terkena sinar matahari langsung.
sumber:http://www.merakmanis.com
|